LATIHAN STREAMING

8/15/2009

ETIKA PENDAKIAN DI TNGR

  1. Pendaki/Pengunjung harus melapor/minta ijin pada Kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani di Jalan Arya Banjar Getas Lingkar Selatan Kota Telp. (0370) 6608874 Mataram, atau pada Pos Pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani terdekat dengan membawa/ menunjukan kartu identitas/KTP serta Surat Keterangan Sehat dari Dokter.
  2. Bagi Pendaki/Pengunjung dengan tujuan penelitian, pendidikan dan rombongan harus membawa surat jalan dari organisasi/sekolah/instansi yang bersangkutan.
  3. Pendaki disarankan membawa penunjuk jalan yang sudah berpengalaman.
  4. Pendaki/Pengunjung hendakanya membawa perlengkapan/perbekalan yang memadai serta membawa kembali sampah an organik ke luar kawasan Taman Nasional.
  5. Pendaki/Pengunjung diperbolehkan mendaki pada bulan April s/d Nopember dan disarankan tidak melakukan pendakian pada bulan Desember s/d Maret terkecuali ada izin khusus dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.
  6. Selama berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani diperhatikan beberapa hal antara lain :
  • Dilarang mengambil tumbuhan/binatang/bahan/barang-barang lain dari dalam kawasan.
  • Dilarang mencoret-coret/perusakan terhadap pohon/bangunan/ batuan yang berada dalam kawasan.
  • Mendirikan tenda pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
  • Penggunaan api di batasi pada tempat-tempat tertentu untuk mencegah terjadinya kebakaran.
  • Sebelum meninggalkan kawasan diwajibkan mengumpulkan sampah dan membawa pulang ke luar Kawasan TNGR.
7. Setelah selesai melakukan pendakian agar melapor kembali ke Pos pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani terdekat atau ke Kantor Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

8/13/2009

SEJARAH GUNUNG RINJANI

Sebelum abad 19 tidak tidak ada catatan tentang sejarah letusan atau erupsi dari Gunung Rinjani, Gunung Baru Jari dan Gunung Rombongan. Kegiatan Gunung Rinjani mulai ditulis oleh Zellinger (1846) yang mengatakan bahwa pada waktu itu keadaan Gunung Rinjani dalam studi fumarola (terjadi hembusan gas gunung api yang mengandung gas dan uap air). Menurut Kusumadinata (1979) Gunung Rinjani di masa lampau diperkirakan mencapai ketinggian ± 5.000 meter dpl. Oleh sebab letusan besar yang sangat dahsyat dan kuat (parosial eruption) yang terjadi pada lebih dari 14.000 tahun lalu, serta diikuti runtuhnya tubuh gunung (collape), maka terbentuklah kaldera berukuran ± 4.800 meter x 3.500 meter berbentuk bulan sabit, di dalamnya terdapat danau yang dikenal dengan Danau Segara Anak dengan kedalaman bervariasi hingga 230 meter. Di tengah kaldera Gunung Rinjani saat ini terjadi pembentukan gunung api baru yaitu Gunung Baru Jari (ketinggian ± 2.376 m dpl) dan Gunung Rombongan (ketinggian ± 2.110 m dpl). Sejarah letusan Gunung Rinjani hingga saat ini yaitu telah terjadi 11 kali letusan diantaranya: pada tahun 1884, 1901, 1906, 1909, 1944, 1966, 1994, 2004 dan yang terakhir yaitu pada bulan April tahun 2009.

Sekilas Taman Nasional Gunung Rinjani

Secara geografis kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) terletak antara 116°21’30” - 116°34’15” BT dan 8°18’18” - 8°32’19” LS. Secara administratif TNGR berada dalam wilayah tiga kabupaten yaitu kabupaten Lombok Utara (2 Kecamatan, 16 desa), Kabupaten Lombok Tengah (2 Kecamatan, 5 desa) dan Kabupaten Lombok Timur (8 Kecamatan, 16 desa).
Kawasan TNGR merupakan daerah bergunung-gunung dengan ketinggian beragam mulai 500 m dpl sampai 3.726 m dpl, sedangkan kelerengannya mulai dari sedang (15-25%), berat (25-40%) dan berat sekali (lebih dari 40%). Daerah yang relatif landai terdapat di bagian Selatan dan Timur Laut TNGR terletak pada Ketinggian 500-1.500 m dpl yaitu kaki Gunung Rinjani. Puncak ketinggian, terdapat di Gunung Rinjani (3,726 m dpl.) merupakan gunung baerapi aktif tertinggi kedua di Indonesia. Dilembah sebelah Barat Gunung Rinjani terdapat Danau Segara Anak (2.010 m dpl.), yang airnya berbau belerang dengan suhu yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya, mulai dari yang berair dingin, sedang hangat, sampai berair panas. Dari danau Segara Anak tersebut seakan-akan muncul dari tengah-tengah danau yaitu Gunung Barujari (2.376 m). Gunung ini masih aktif dan letusan terakhir terjadi tahun 2004. Ukuran gunung semakin bertambah karena lelehan lahar/lava kearah danau.
TNGR memiliki jenis-jenis tanah Regosol, Litosol, Andosol dan Mediteran dengan bentuk wilayah vulkan. Jenis tanah Regosol kelabu dan Litosol menyebar luas di bagian puncak dan sekitar Danau Segara Anak. Pada bagian kaki Gunung Rinjani dikelilingi oleh jenis tanah “Brown Forest Soil” (Andosol) dan Regosol coklat. Demikian juga erosi dan longsoran terlihat pada Puncak Gunung Rinjani. Di Kecamatan Pringgabaya ditemui jenis tanah mediteran coklat. Bahan induk tanah-tanah tersebut adalah abu dan pasir volkan yang sangat mudah tererosi (gully erosion) dengan kedalaman > 50 cm.
Menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson, kawasan TNGR mempunyai iklim tropis, yaitu tipe iklim C dan D di sebelah Barat dan Tengah, dan tipe iklim E disebelah Timur, dengan 3 – 4 bulan basah dan selama ³ 8 bulan kering. Musim hujan biasanya terjadi antara bulan November sampai dengan Maret (Muson Barat Laut). Intensitas hujan bervariasi menurut ketinggian dan letak geografis. Makin tinggi lokasi dari permukaan laut, curah hujan cenderung makin tinggi pula. Daerah pantai utara serta timur relatif lebih kering dibandingkan daerah pantai barat dan selatan. Suhu rata-rata di Lombok (Mataram) 22°C dengan variasi 30° - 32°C (maksimum) dan 20° - 24°C (minimum). Kelembaban nisbi antara 75 – 85%. Temperatur di Puncak Gunung Rinjani diperkirakan berkisar antara 10 dan 11°C terutama di musim kemarau dan di saat bertiup angin kencang.
Komplek Gunung Rinjani merupakan daerah tangkapan air yang sangat penting bagi daerah di sekitarnya. Sekitar 90% sungai di Pulau Lombok berhulu di TNGR. Danau Segara Anak juga salah satu sumber air potensial bagi daerah di sekitarnya. Salah satu sumber air penting adalah sungai Putih, mengalir ke arah Utara, sebagai pertemuan air panas berbelerang dan air yang berasal dari danau. Sumber-sumber air panas dimaksud berada pada jarak ± 100 meter di sebelah utara danau. Sungai-sungai lainnya: sungai Amor-amor, sungai Lekok Reak, sungai Jurit semuanya bermuara ke Laut Bali. Sungai-sungai yang bermuara ke Samudra Hindia antara lain : sungai Lenek dan sungai Teratak (hulu DAS Dodokan) dan sungai Marongge. Sedangkan sungai Jaga, sungai Belek, sungai Terutuk dan sungai Grenggengan bermuara ke Selat Alas. Di Lombok terdapat 3 DAS prioritas yang harus dibina, yaitu DAS Putih, DAS Dodokan dan DAS Marongge.
Mata air panas yang terdapat di TNGR antara lain Goa Susu, Goa Taman, Goa Payung, Hulu Kali Putih, Sebau dan mata air yang terletak di kaki Gunung Baru Jari. Sumber mata air panas Aik kalak di sekitar danau segara anak masih dikeramatkan masyarakat setempat dan dipergunakan untuk menguji Senjata Pusaka serta berobat. Di kaki Gunung Rinjani banyak terdapat mata air dan air terjun seperti di Otak Kokok, Kembang Kuning (Jeruk Manis), Aikmel, Sendang Gile dan Tiuteja (Santong).